Sejarah Masjid Taqwa Metro: Simbol Religius dan Kebanggaan Kota

Daftar Isi

Masjid Taqwa adalah salah satu landmark penting di Kota Metro, Lampung. Dengan sejarah yang kaya dan penuh makna, masjid ini tidak hanya menjadi pusat ibadah umat Islam, tetapi juga menjadi simbol identitas religius dan sosial kota.

Awal Pendirian: Swadaya Umat yang Menginspirasi

Masjid Taqwa dibangun pada 21 Juli 1967 oleh masyarakat Islam Lampung Tengah secara swadaya. Pembangunan masjid ini adalah wujud semangat gotong royong dan kebersamaan umat Islam dalam menciptakan sarana ibadah yang layak.

Proses pembangunannya memakan waktu hampir dua tahun hingga akhirnya diresmikan pada 23 Mei 1969 oleh Menteri Agama kala itu, KH. A. Dahlan. Peresmian ini menjadi tonggak sejarah awal bagi masjid ini sebagai pusat kegiatan keagamaan masyarakat sekitar.

Perubahan Pengelolaan dan Renovasi Besar-Besaran

Pada 27 Januari 2004, pengelolaan Masjid Taqwa diserahkan dari Yayasan Dakwah dan Pemeliharaan Masjid Taqwa Metro yang dipimpin oleh H.A. Sajoeti kepada Pemerintah Kota Metro. Langkah ini bertujuan untuk memastikan masjid tetap terawat dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.

Renovasi besar-besaran dilakukan oleh Pemerintah Kota Metro pada Maret 2013. Renovasi ini tidak hanya memperkuat struktur bangunan, tetapi juga mempercantik desainnya untuk menyesuaikan dengan statusnya sebagai salah satu masjid termegah di Provinsi Lampung. Proyek renovasi ini selesai dalam waktu dua tahun dan diresmikan kembali pada 9 Mei 2015 oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Ikon Keindahan dan Kemegahan

Setelah renovasi, Masjid Taqwa berubah menjadi masjid dengan arsitektur modern dan megah. Beberapa elemen khas masjid ini antara lain:

  1. Menara Tinggi Menjulang: Menara ini menjadi simbol masjid sekaligus saksi bisu perkembangan sejarah Kota Metro. Saat ini, menara tengah dikaji untuk ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
  2. Kubah Kokoh dan Artistik: Kubah masjid dirancang untuk menciptakan kesan megah, dipadukan dengan interior atap yang dilukis menyerupai bentuk bunga.
  3. Kaligrafi Islami: Dinding barat masjid dihiasi dengan kaligrafi indah bertuliskan lafadz Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, memberikan nuansa religius yang mendalam.
  4. Lampu Asmaul Husna: Lampu yang mengelilingi masjid menambah keindahan, terutama di malam hari.

Masjid ini memiliki ukuran 45x45 meter dan kini terdiri dari dua lantai, mampu menampung hingga 2.000 jamaah.

Pusat Kegiatan Keagamaan dan Sejarah Religius Kota

Masjid Taqwa tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan keagamaan. Berbagai acara keagamaan rutin diadakan di masjid ini, seperti:

  • Sholat Jumat, Tarawih, dan Idul Fitri.
  • Tabligh Akbar.
  • Khataman Al-Qur’an.
  • I’tikaf pada 10 malam terakhir Ramadan.
  • Buka puasa bersama selama bulan Ramadan.

Kegiatan-kegiatan ini menjadikan Masjid Taqwa sebagai tempat yang menyatukan masyarakat Metro, mempererat tali silaturahmi antarumat Islam.

Menara Masjid Sebagai Cagar Budaya

Menara Masjid Taqwa tidak hanya menjadi bagian arsitektur masjid, tetapi juga saksi bisu perjalanan Kota Metro. Menara ini merekam perubahan sosial dan budaya kota selama beberapa dekade terakhir. Saat ini, upaya untuk menetapkan menara sebagai bangunan cagar budaya sedang dilakukan, menegaskan pentingnya nilai sejarah yang melekat pada masjid ini.

Warisan dan Inspirasi Masa Depan

Masjid Taqwa adalah contoh nyata bagaimana sebuah tempat ibadah dapat menjadi simbol identitas dan kebanggaan suatu daerah. Dengan sejarahnya yang panjang, masjid ini terus menginspirasi masyarakat Kota Metro untuk menjaga semangat kebersamaan dan gotong royong.

Sebagai ikon religius, Masjid Taqwa tidak hanya menghubungkan masa lalu dan masa kini, tetapi juga menjadi warisan yang penting bagi generasi mendatang. Upaya melestarikan sejarahnya adalah bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai keagamaan dan sosial yang telah terbangun selama puluhan tahun.

Posting Komentar